Manado||manadozone.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Wakil Gubernur Steven Kandouw menghadiri sekaligus membuka pelaksanaan Sarasehan Bela Negara Untuk Kerukunan Bangsa.
Kegiatan ini yang dilaksanakan di Ruangan C. J Rantung Kantor Gubernur Sulawesi Utara. Kamis. (13/04/2017) lalu dihadiri Pangdam XIII Merdeka, Mayjen TNI Ganip Warsito, dengan menghadirkan pembawa materi yakni Kaban Diklat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Mayjen TNI Hartind Asrin.
Dalam sambutannya, Wagub Kandouw mengatakan,Pemerintah Daerah dan Masyarakat harus Menjadi Pelopor Lokomotif dalam Bela Negara. “Saat ini banyak sekali ancaman yang menginginkan NKRI bubar, bagian timur mempunyai dinamika dengan potensi konflik yang luar biasa, namun kita bersyukur poternsi konflik tersebut tidak sampai masuk di Sulawesi Utara. Bagian Selatan, Utara termasuk Philipina yang bertetangga dengan Sulawesi Utara yang memiliki 2,8 juta jiwa harus siap dari ancaman, mau tidak mau kita harus menumbuhkan rasa bela negara ini.” Kata Kandouw
Dijelaskan Kandouw, melalui,kegiatan Sarasehan Bela Negara untuk kerukunan bangsa di Provinsi Sulawesi Utara, ini adalah ide dan permintaan dari Gubernur Sulut, Olly Dondokambey. Gubernur.
Untuk itu, melalui kegiatan ini, Wakil Gubernur kandou mengajak kepada Pemerintah dan seluruh pihak yang terkait yakni TNI, Polri, LSM, dan seluruh masyarakat untuk bekerjasama menjaga Keamanan Daerah Sulawesi Utara dari hal-hal yang dapat memecah belahkan persatuan kerukunan yang ada di daerah Nyiur Melambai yang kita cintai ini.
Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito, kesempatan ini menegaskan bahwa jika kita punya wawasan tentang Kebangsaan maka secara otomatis Sikap dan Prinsip Bela Negara ini akan muncul dengan sendirinya. Untuk itu Warsito mengajak TNI juga harus bersinergi dengan Rakyat dalam mempertahankan kerukunan bangsa da ri ancaman yang datamg dari luar maupun dari dalam.
Sementara itu, Kaban Diklat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan bahwa sekarang ini banyak ancaman yang menginginkan NKRI bubar.
“Bagian timur mempunyai dinamika potensi konflik yang besar, namun kita harus bersyukur hal tersebut tidak sampai terjadi di Sulawesi Utara. Begitupun bagian Selatan, Utara termasuk Philipina yang bertetangga dengan Sulawesi Utara yang memiliki 2,8 juta jiwa. Tutur Asrin.
Akan hal ini, menurut Asrin mendorang kita sebagai masyarakat sulut harus siap dari ancaman, mau tidak mau harus menumbuhkan rasa bela negara ini, Kata Asrin.
(Dk/rdk)