Tondano || Manadozone.com – Bupati Minahasa Robby Dondokambey SSi MAP, didampingi Wakil Bupati Vanda Sarundajang SS (Vasung), meresmikan Patung Kuda Milord, di simpang lima Tompaso Barat, Kamis (05/05) pagi.
Peresmian diawali ibadah syukur dipimpin Ketua BPMW Tompaso, Pdt Reviva Talunewo MTh, sebagai ungkapan rasa syukur atas warisan semangat yang ditinggalkan kuda pacu bernama Milord, bagi tanah Minahasa.
Bupati menyebut bahwa, Patung Milord bukan sekadar monumen, tetapi simbol inspirasi dan kebanggaan bagi seluruh masyarakat Minahasa.
“Kuda Milord adalah aset berharga. Ia telah menorehkan prestasi membanggakan, dan menjadi inspirasi bagi para peternak serta pecinta olahraga berkuda,” kata Bupati.
Milord lahir pada 16 Januari 2022 di Bendang Stable, Pinabetengan, Tompaso Barat. Meski bertubuh kecil, Milord dikenal dengan daya juang luar biasa. Ia sukses menembus pentas nasional, mewakili Sulawesi Utara dalam berbagai kejuaraan bergengsi.
Namun takdir berkata lain. Dalam ajang Jateng Derby pada Februari 2025, Milord mengalami kecelakaan tragis menjelang garis finis. Ia bertabrakan dengan kuda dari Sumatra Selatan, mengakibatkan kematiannya dan membuat joki andalan Jones Paendong harus menjalani operasi.
Peristiwa itu mengguncang dunia pacuan kuda nasional. Namun di balik tragedi, lahir semangat baru menjadikan Milord sebagai simbol perjuangan dan ketangguhan.
“Meski tragis, semangat Milord terus hidup. Patung ini menjadi pengingat bahwa Minahasa bisa melahirkan kuda-kuda hebat,” ucap RD penuh haru.
Tak hanya mengenang, Pemerintah Kabupaten Minahasa juga memandang momen ini sebagai titik tolak untuk mendorong olahraga berkuda menjadi bagian dari strategi pariwisata dan pembangunan daerah.
“Kami berkomitmen mengembangkan olahraga berkuda di Minahasa. Ke depan, kita jadikan Minahasa sebagai pusat kuda pacu di Indonesia,” tandas Bupati.
Patung Milord kini berdiri gagah sebagai ikon baru Tompaso Barat, bukan hanya sebagai objek wisata, tapi juga sebagai pengingat akan semangat, prestasi, dan cinta terhadap olahraga berkuda.
“Patung ini harus kita jaga bersama. Jangan hanya membangun, tapi rawatlah sebagai warisan untuk anak cucu kita,” pungkasnya.
(ToarS)