Oleh : Elkana Lengkong
SIANG itu dua tahun lampau tepatnya Rabu 3 Maret 2021 suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dan berdiskusi dengan Irjen Pol Dr Eko Budi Sampurno MSi saat itu menjabat Kapolda Sulawesi Barat di Mamuju Sulbar. Mengawali berjumpa dengan mantan Karo Jakstrasrena Polri ini banyak buah-buah pikiran cerdas mulai dari kondisi kota Mamuju ibukota Provinsi Sulawesi Barat saat terjadi gempa maupun pasca gempa yang memporak porandakan wilayah ini 6,2 Mangnitido. Dan situasi kondisi keamanan, diwilayah Sulawesi Barat.
Dr Eko Budi Sampurno M.Si merupakan Pati Polri lulusan terbaik ranking dua Akpol tahun 1989 saat ini diberikan amanah pimpinan Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Waka Lemdiklat Polri.
Sebagai Pati Polri ternyata miliki visi bagaimana Polri lebih profesional, tegas dan humanis sebagai institusi penegak hukum, menjadi pengayom masyarakat tanpa melanggar HAM
Saat jabat sebagai Kasatwil Polda Sulawesi Barat Irjen Pol Eko Budi Sampurno buktikan kinerjanya dengan utamakan sebelum tegas penegakan hukum ke masyarakat terlebih dahulu benahi internal Polda Sulbar menjadi Polri Presisi tegas, humanis dan profesional dalam penegakan hukum. Ini bagian dari upaya perubahan mind set (pola pikir) dan culture set (budaya) aparatur merupakan kunci dan tolok ukur keberhasilan reformasi di Polri.
Dan itu dilakukan seorang pemimpin visioner beri dampak benar-benar telah banyak membawa perubahan yang besar di kultur personil Polda Sulawesi Barat ini.
Reformasi kultural Polri di internal Polda Sulbar saat itu dilakukan Irjen Eko yaitu dengan sikap tegas pemimpin mengarahkan anggota polisi untuk mengubah mindset dan cultureset menjadi polisi yang tegas, berintegritas, profesional, humanis, dan menghormati HAM.
Saat diskusi singkat, saya bertanya Provinsi Sulbar belum cukup lama menjadi daerah otonom Provinsi, sudah bisa miliki Polda type A bintang dua?
Namun Irjen Eko dengan tanggap menjelaskan bahwa wilayah Provinsi Sulbar secara geografi berada di Selat Makassar yang merupakan perairan yang banyak dilalui kapal tanker kapasitas ribuan ton dari penjuru dunia tentu butuh penanganan keamanan strategi. Belum lagi kawasan Sulawesi Barat miliki potensi mineral tambang dan potensi lain cukup besar.Tentu semua itu dari awal bisa ditata dan kehadiran Polda bintang dua akan menciptakan keamanan dan penegakan hukum yang memadai.
Diskusi semakin menarik, dan berlanjut apalagi yang berbicara seorang Pati Polri bintang dua yang cerdas visioner dengan buah pikiran yang luas terutama bagi kemajuan institusi Polri di era revolusi industri 4.O. Dan baginya kebijakan pemimpin Polri Jendral Listyo Sigit Prabowo dengan Presisi: Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, Berkeadilan.Suatu kebijakan yang cerdas.
Konsep tersebut merupakan fase lebih lanjut dari Polri Promoter (Profesional, Modern, dan Terpercaya) yang telah digunakan pada periode sebelumnya dengan pendekatan pemolisian berorientasi masalah atau problem oriented policing.
Dengan Presisi, yang dicanangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Irjen Eko Budi yakin Polri dapat mengubah “wajah” di hadapan masyarakat. Hal ini terkait sebelumnya dengan banyak mendapat kritik, masukan, dan pendapat warga terkait dengan kinerja Polri. Banyak kritik terhadap institusi Polri antara lain pelayanan yang diberikan Polri masih berbelit, sikap dan perilaku insan Bhayangkara yang arogan serta kasar, masih adanya dugaan pumungatan liar (pungli) di sektor pelayanan
Agar lebih luas Polri Presisi merupakan program bisa memberikan dampak Polri mengalami perubahan terutama di internal agar lebih humanis artinya tegas dalam bertindak, namun menjadi pengayom dalam melayani masyarakat dengan manfaatkan tehnologi sebagai institusi penegak hukum.
Gubernur Sulbar saat di jabat Drs Ali Baal Masdar M.Si, mengatakan berpangkat tinggi tapi tak berdasi, sungguh menginspirasi.Saya melihat sosok Irjen Pol Dr Eko Budi Sampurno M.Si benar-benar seorang pemimpin cerdas dan sederhana, meskipun memiliki pangkat yang tinggi tetapi mau dekat dengan siapa saja.
Dilihat dari cara kerja, beliau memiliki kecerdasan penuh inspirasi, dengan membina internal institusinya agar lebih profesional. Beliau hadir sebagai sosok yang cerdas, tahu bagaimana cara menempatkan diri dimana beliau ditugaskan, suka bercengkarama, sederhana dan utamanya sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas.
Dalam menjalankan tugas pokoknya yaitu menjaga Kamtibmas, menegakan hukum, melindungi, mengayomi dan melayani masyakat, beliau memiliki cara sendiri dengan mendekatkan diri, menciptakan human interest untuk selalu dekat dan mengedepankan rasa aman bagi masyarakat Sulbar.
Beliau memiliki hobi olah raga bersepeda. Pandangan saya dibalik hobinya tersebut beliau memiliki pesan, selain bersepeda sebagai olah raga mengelilingi sulbar, beliau bisa ikut melihat dari dekat kondisi keamanan yang terjadi di wilayah kerjanya dan tentu secara langsung mengamati sejauh mana kinerja anggota dalam melayani dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat dengan humanis terlebih khusus di Provinsi Sulbar.
Sehubungan dengan buku biografi sebagai pengalaman memimpin Polda Sulbar, dengan filosofi “Mellete Diatonganan” yang berarti “Meniti Kebenaran”, menurut saya yang beliau lakukan benar-benar sangat berkaitan erat dengan filosofi masyarakat Sulbar yang mau berjalan di atas kebenaran. Beliau memimpin dengan memberikan kepastian, keamanan dan ketertiban kepada masyarakat Sulbar yang heterogen dengan gaya yang santai/enjoy.
Saya mengakui jarang ada oknum anggota beliau yang melakukan tindak kekerasan terhadap masyarakat di Sulbar, dan kalau itu terjadi, kecil sekali, mengapa? Karena beliau dalam membenahi sistem dan perilaku anggotanya sendiri tidak main-main, dengan mengedepankan upaya preventif tetapi tegas.
Ketegasan dalam membenahi hal tersebut agar mencapai anggota yang menjunjung “Presisi”. Selain itu, beliau merupakan pemimpin visioner yang cerdas dan sederhana. Situasi Kamtibmas di Sulbar berjalan dengan baik sehingga tercipta rasa aman, terutama bisa membantu berbagai tugas di luar institusi itu sendiri, seperti pada bidang pemerintahan maupun bidang lain yang ditujukan kepada masyarakat luas. Tidak menutup kemungkinan suatu saat pola pikir penuh perubahan sebagai pemimpin yang inspiratif akan dipercayakan untuk memimpin jabatan strategis di institusi Polri.
Menurut Irjen Eko Budi Sampurno Presisi sebagai kebijakan yang lugas dan cerdas dapat membawa Polri mengalami perubahan. Ini saatnya terutama di internal agar lebih solid menghadapi tantangan baik dari dalam maupun luar. Analognya “Grup Tent Theory” pada Polri. Dengan solid menuju perubahan Polri dapat menghindari ego struktural, resisten terhadap perubahan, tumpang tindih kewenangan dan organisasi gemuk
Presisi juga suatu sistim kinerja memberikan kesempatan bagi perwira bertugas di Satwil daerah cukup jauh miliki kompetensi ke jenjang pendidikan lebih tinggi sehingga kedepan Polri menelorkan generasi pemimpin Polri visioner yang berkemampuan secara akademis dan juga diserta pengalaman dilapangan saat jabat Kasatwil.
Presisi juga sebagai konsep Polri menuju perubahan, menurut Irjen Eko sangat tepat digunakan menata internal agar lebih solid dan menghindari adanya kelompok. Kemudian dalam penempatan kepemimpinan lebih melihat visioner sesuai dengan kompetensi dimiliki. Memberi peluang atau kesempatan bagi Pamen yang ada diwilayah terpencil bisa mengikuti pendidikan jenjang lebih tinggi. Sehingga regenerasi yang dilakukan melahirkan kepemimpinan Polri yang visioner dan berkesinambungan.
Irjen Dr Eko Budi Sampurno M.Si miliki banyak prestasi saat jabat Kapolda Sulbar yakni penghargaan Kak Seto Award 2021, Rekor MURI sebagai Polda Pertama Pembuat Aplikasi Layanan Masyarakat Berbasis Jurnalisme Warganet, dan Penghargaan Polis Award 2021.
Berdasarkan survei yang dilakukan Charta Politika periode Oktober 2021 terkait tingkat kepuasan publik terhadap kinerja kepolisian dari berbagai sektor. Pada dimensi kepuasan penegakan hukum, Charta Politika menempatkan Polda Sulbar pada peringkat pertama sebagai polda dengan pelayanan hukum terbaik dengan tingkat kepuasan publik mencapai 70,3 persen.
Selain itu, prestasi lainnya adalah namanya Irjen Pol Eko Budi Sampurno saat berpangkat Kombes pernah disebut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane sebagai salah satu perwira muda yang masuk dalam tim pemikir Tito Karnavian dalam menghadapi pengusulan dirinya menjadi Kepala Polisi Republik Indonesia.
Pengalaman Irjen Pol Eko Budi Sampurno di tanah Mandar sebagai Kasatwil Kapolda Sulbar selama dua tahun ditulis dalam buku biografinya “Mellete Diatonganan Inspirasi Dari Tanah Manadar”.***