JAKARTA, manadozone.com — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Daulat Desa (GDD) menilai terkait dengan Sejarah dan Bahasa di Indonesia, bisa di Reformasi besar-besaran, sebagai modal dasar membangun karater Bangsa.
Hal tersebut dikatakan Sabar Mangadoe, bahwa Gerakan Daulat Desa (GDD) tidak setuju sama sekali Model P4 akan dijadikan mata pelajaran di SD sampai kuliah. Sebab, emnurut Sabar, proses internalisasi tata-nilai dan sikap Pancasilais dengan model ini telah terbukti gagal.
“Jadi kenapa pula kita harus mengulangi model yang telah terbukti gagal. Harusnya kita menggali kembali ( by research, of course) dengan serius dan merumuskan sebuah Konsep-Strategi-Implentasi yang baru. Katakanlah dengan sebutan MEMBUMIKAN PANCASILA,” kata Sabar Mangadoe, Sekjen GDD.
Lanjut Sabar, terkait dengan mata pelajaran sejarah dan bahasa disekolah itu adalah modal dasar untuk Membangun Karakter Bangsa ( National Character Building) itu adalah SEJARAH.
“Harusnya dua (2) mata pelajaran ini saja yang di-reformasi besar-besaran untuk kemudian diajarkan di sekolah-sekolah. Dengan tujuan utamanya adalah untuk membangun Moral, Etika dan Etos yang tinggi dari bangsa ini agar semakin berkemampuan untuk mempraktekkan 5 Sila Pancasila itu secara nyata secara praksis kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tambah Sekjen GDD.
Lebih lanjut dikatakannya, sampai kini, sejak rejim otoriter ORBA mata pelajaran Bahasa dan mata pelajaran Sejarah di sekolah masih terus jua dimarjinal-kan.
“Karena itu manalah mungkin jiwa dan tata nilai Pancasila bisa bertumbuh kembang dengan baik dalam diri kita sebagai sebuah bangsa yang memiliki Budaya 714 Suku Nusantara. Yang amat ber-Bhinneka ini supaya Tunggal Ika, namun tanpa dimulai dengan pengetahuan dan kesadaran rakyat yang memadai atas dan BAHASA kita sendiri.” tutupnya
(*)