Manadozone || Xiamen – “Majulah jayalah Indonesia tercinta. Trus berjuang kita tetap satu saudara. Kitalah mahasiswa harapan bangsa. Menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika raih cita-cita. Tak kenal menyerah demi tujuan mulia. Tak pernah putus asa ‘tuk membangun bangsa. Memegang nilai-nilai Pancasila. PPI Tiongkok terus berkarya demi Indonesia.”
Demikianlah sepenggal mars Persatuan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) yang dinyanyikan bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun yang disapa ‘Pak Djo’ dan Konjen RI Guangzho Gustanto bersama lebih dari 150 mahasiswa Indonesia pada Pembukaan Kongres dan Simposium Nasional ke-7 Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok di Huaqiao University, Kota Xiamen, tanggal 27 April 2018.
Pelaksanaan Kongres dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama-sama oleh seluruh peserta yang hadir. Kongres yang dibesut PPIT tersebut bertajuk “Menyongsong Inisiatif ‘the Belt and Road’ untuk Pembangunan Indonesia” ini dibuka oleh Dubes Djauhari dan dihadiri oleh Konjen RI Guangzhou, beserta jajarannya, dan 21 perwakilan cabang PPIT yang mewakili sekitar 14.000 mahasiswa Indonesia di Tiongkok. Dua puluh satu perwakilan tersebut antara lain: Beijing, Changsha, Chongqing, Guangzhou, Guilin, Hangzhou, Harbin, Hefei, Hongkong, Nanjing, Ningbo, Nanchang, Shanghai, Shenyang, Shijiazhuang, Suzhou, Tianjin, Wuhan, Wuxi, Xiamen, dan Zhengzhou.
Dalam sambutan membuka Kongres dan Simposium ini, Dubes Djauhari menekankan pentingnya generasi muda Indonesia di Tiongkok memiliki sikap sebagai mahasiswa dari bangsa yang besar yg siap berkontribusi utk rakyat dan negaranya dengan visi yang linear dengan perannya pada tatanan Regional dan Global, termasuk sebagai inisiator ASEAN dan anggota G-20.
Indonesia perlu memanfaatkan hubungan bilateral strategic comprehensive partnership dengan Tiongkok dimana keduanya diprediksikan akan menjadi negara besar di dunia pada dekade-dekade mendatang.
Berbagai indikator ekonomi menunjukkan indikasi positif bagi Indonesia untuk bertumbuh menjadi negara yang besar dan kuat secara ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 5% perlu ditingkatkan menjadi 7%, yang mampu dicapai antara lain melalui peningkatan ekspor, investasi, dan ekonomi pariwisata, dimana hubungan dengan Tiongkok berperan dalam ketiga aspek tersebut.
Selain itu, faktor penting yang membuat negara maju dan menjadi besar adalah kecintaan warganegaranya akan bangsa tersebut. Rasa sayang dan cinta akan bangsa membuat mereka akan merawat dan menjaga serta berkontribusi untuk kemajuan rakyat dan bangsanya. Hal yang sama mutlak diperlukan oleh generasi muda Indonesia khususnya Mahasiswa Indonesia di Tiongkok untuk tetap mencintai dan menyayangi NKRI, serta dalam bentuk sekecil apapun ikut berkontribusi untuk kemajuan bangsa, rakyat dan negaranya. Saya yakin dan percaya bahwa mahasiswa Indonesia di Tiongkok akan berkontribusi pada hubungan antar Indonesia dan Tiongkok dan kelak setelah lulus dan bekerja menjadi “prime mover” perjalanan bangsa ke depan termasuk hubungan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok.
Rangkaian Kongres dan Simposium Nasional PPIT ke-7 ini telah mulai dilaksanakan pada tanggal 26 April 2018 dan akan berlangsung sampai tanggal 29 April 2018, ditutup dengan Acara Kebudayaan, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata.
Kota Xiamen yang terletak di Provinsi Fujian merupakan lokasi pilihan bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh studi di Tiongkok, dengan jurusan favorit Sastra Mandarin dan Bisnis serta Perdagangan Internasional. Saat ini terdapat sekitar 400 orang mahasiswa Indonesia yg menuntut ilmu di Xiamen dan di antaranya sekitar 200 orang di Universitas Huaqiao. Salam hangat dari mereka.
(Djo)